MEMBUNUH TUHAN VS MENALAR TUHAN: HERMENEUTIKA KEBHINEKAAN
Keywords:
Esensi Spriritual, Membunuh Tuhan, Menalar Tuhan, Modal Sosial, Trust, Hermeneutika KebhinekaanAbstract
“Membunuh Tuhan” adalah aktivitas manusia ketika peran Tuhan dikerdilkan, dikendalikan, bahkan ditiadakan, demi kepentingan sesaat manusia, sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja. Penyebab internal, bersumber dari dalam diri, yaitu pemahaman dimana Tuhan diposisikan berperilaku seperti manusia (anthropomorphisme). Sebab eksternal adanya kebutuhan manusia untuk mencari kekuatan di“luar diri”nya ketika menghadapi berbagai tekanan sosial (marjinalisasi), akibat proses modernisasi. Disinilah, sering timbul berbagai gesekan dan konflik antar manusia, antar kelompok. Apa peran agama disini? Tulisan ini mengulas soal kesadaran internal akan makna Tuhan untuk mencari akar pemaknaan universal yang bisa diterima oleh siapapun dengan aneka latarbelakang. Tujuannya menuju konvergensi pemahaman akan ketuhanan yang nalar dan konsisten serta ajaran menjadi implementatif dalam kehidupan. Mengapa upaya tersebut penting? Karena disinilah modal sosial untuk membangun “trust” dengan cara alamiah dan bukan rekayasa. Dengan trust, orang-orang bisa bekerjasama dengan baik, karena ada kesadaran untuk menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Trust adalah energi yang membuat kelompok masyarakat atau organisasi dapat bertahan. Trust yang rendah mengakibatkan banyak energi terbuang dengan semakin parahnya konflik dalam masyarakat paskamodern. Usaha mencari pemaknaan universal itu disebut dengan Menalar Tuhan sesuai dengan falsafah bangsa “Bhineka Tungga Ika, Tan Hana Dharma Mangruwa” (Berbeda-beda tetapi tetap satu dan tidak ada kebenaran mendua).